Sunday, March 20, 2016

Membuat Geguritan

Geguritan adalah salah satu karya sastra jawa, sastra jawa dari dahulu memang sudah terkenal dengan karya-karya pujangga. Geguritan atau dalam bahasa Indonesianya dapat dimaknai Puisi merupakan wujud ekspresi jiwa pengarangnya. Sastra Jawa memang di bagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah sastra jawa kuno (klasik) dan yang kedua Sastra Jawa Gagrak Anyar ( Model baru). Geguritan termasuk kedalam karya sastra jawa gagrak anyar.

Perbedaan Geguritan dengan Macapat

Apa perbedaan Geguritan dengan tembang Macapat ?, Jika dilihat dari segi waktu tentu saja berbeda, Geguritan masuk kedalam golongan karya sastra jawa modern, sedangkan tembang Macapat masuk kedalam karya sastra jawa kuno. Aturan atau Paugeran (Bhs. Jawa) terdapat perbedaan yang sangat mencolok. Tembang Macapat terikat oleh aturan-aturan yang harus dipatuhi, misal Guru Gatra, Guru Lagu, Guru Wilangan harus ada didalam unsur tembang macapat, berbeda dengan Geguritan, Geguritan tidak memiliki paugeran yang dimiliki oleh tembang Macapat.

Estetika Geguritan

Unsur yang harus dimiliki setiap karya sastra adalah estetika atau keindahan, baik Geguritan maupun Tembang Macapat harus memiliki unsur tersebut, jika mau dikatakan Geguritan itu bagus dan indah. Secara formal memang tidak ada patokan khusus yang harus dipenuhi bagaimana Geguritan itu bisa dikatakan bagus atau tidak, namun jika seseorang menilai suatu Geguritan itu bagus atau tidak ada beberapa faktor yang menurut saya layak untuk dijadikan tolok ukur.

Unsur Geguritan

Penilaian terhadap geguritan, bagus atau tidak nya geguritan tersebut dapat dinilai dari beberapa unsur, kalau menurut saya sih unsur yang dinilai didalam geguritan itu seperti :
  • Penggunaan Kata, menggunakan bahasa rinengga.
  • Imajinatif, menggunakan makna kiasan (majas)
  • Pesan atau amanat yang ingin disampaikan
  • Tipografi, tata letak tulisan